Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Allhamdulillahi rabbil'alamin segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang telah melimpahkan nikmat dan kasih sayangnya kepada hambanya, hanya rasa syukur yang pantas diucapkan dan direnungkan, karena rasa syukur adalah kenikmatan dunia yang begitu luar biasa sebagai bentuk penghambaan diri sebagi makhluk yang tunduk dan patuh kepada-Nya.
Shalawat serta salam tidak lupa untuk dipanjatkan kepada nabi agung Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, yang kita nanti-nantikan syafa'atnya di akhir zaman kelak Aamiin.
Hallo selamat datang di blog ku ini, bagi teman-teman yang telah berkunjung dan berkenan membaca tulisan ku, Aku ucapkan terimakasih banyak. Saran, kritik dan masukan yang membangun sangat Aku harapkan, sebagai motivasi Aku untuk terus mencoba menuangkan isi pikiranku dalam tulisan hehe.
Semenjak menyandang sebagai mahasiswa *Allhamdulillah*, Aku ingin mengasah kemampuanku dalam menulis, kenapa harus menulis? menurutku akan ada banyak sekali pengalaman dan kisah menarik dari sebuah perjalanan hidup yang sayang sekali apabila tidak tertuang dalam sebuah tulisan. Tulisan pertamaku ini, Aku akan berbagi sedikit pengalaman perjuanganku menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada.
Perkenalan dulu yuk..:)
Perkenalkan namaku Ahmad Saiful Mujib biasa dipanggil Ipul, Aku kuliah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tepatnya di Sekolah Vokasi Departemen Ekonomika dan Bisnis Program Studi D4 Pembangunan Ekonomi Kewilayahan (Regional Economic Development) 2019 , FYI Sekolah Vokasi di UGM setara dengan Fakultas ya.
Aku tinggal di Desa Kauman Kecamatan Kaliwiro, kurang lebih jarak tempuh sekitar 30 menit dari pusat Pemerintahan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Anak kedua dari tiga bersaudara yang semuanya laki-laki. Bapak Saya bekerja sebagai buruh perkebunan kelapa sawit di Kalimantan. Beliau telah merantau sejak Saya masih duduk di bangku kelas 8 MTs, Beliau rela merantau sendiri untuk membiayai sekolah Saya dan adik. Semangat dan kerja keras Bapak telah memberikan pelajaran hidup buat Saya, bahwa hidup itu harus pantang menyerah, apapun kondisinya harus terus semangat, Beliau adalah sosok yang menginspirasi dan memotivasi Saya untuk terus berjuang menggapai impian.
Ibuku seorang Ibu rumah tangga biasa yang sehari-harinya biasa pergi ke kebun untuk sekedar melihat hasil pertanian dan mencari sedikit tambahan bahan makanan. Pendidikan terakhir kedua Orangtua-ku hanya lulusan SD, tidak jauh berbeda dengan Kakak-ku yang juga hanya menamatkan pendidikannya di tingkat SD, karena dulu kakak-ku putus sekolah ketika duduk di kelas dua SMP. Latar belakang keluarga tidak menyurutkan semangatku untuk terus menempuh pendidikan.
Aku alumni salah satu SMK Negeri di Kabupaten Wonosobo angkatan 2018. Keinginan untuk melanjutkan kuliah muncul ketika duduk dikelas sebelas SMK, waktu itu, termotivasi dengan kakak alumni di SMK yang lolos di perguruan tinggi negeri melalui jalur undangan dengan bantuan Bidikmisi, tepatnya di Politeknik Negeri Semarang (Polines), namanya Mas Athoriqun Tegsu Syahputra. Mengingat bahwa jarang atau bahkan sedikit sekali alumni SMK ku yang bisa lolos melalui jalur undangan.
Memang niatan awal Aku masuk SMK adalah segera bekerja setelah lulus nanti, mengingat kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan Aku untuk melanjutkan kuliah dan juga ingin meringankan beban kedua orangtua. Tidak terbenak sama sekali di pikiran Aku untuk melanjutkan kuliah pada waktu masuk SMK. Oh ya bagi kalian teman-teman baik dari
Pada saat kelas 12, Aku menghadapi sebuah dilema, apakah akan langsung bekerja atau melanjutkan kuliah setelah lulus nanti. Aku mencoba untuk mengikuti alurnya saja, namun semakin mendekati kelulusan yang tinggal menghitung bulan belum ada tanda-tanda kejelasan setelah lulus mau ngapain, Aku benar-benar bingung, disisi lain ingin bekerja namun disisi lain hati kecil-ku terbisik keinginan untuk lanjut kuliah.
Aku mencoba meminta saran pada orang tua, dan mereka menyerahkan semuanya kepadaku, mereka sebenarnya lebih memilih Aku untuk bekerja saja, namun ketika Aku meminta untuk melanjutkan kuliah, Aku melihat wajah kaget dari Ibu, seperti tidak percaya begitu. Aku merasa pasti masalah biaya yang kemudian agak membuat mereka berat. Saya coba ceritakan apa saja yang telah Saya ketahui sedikit informasi tentang perkuliahan, dan tentu Saya ceritakan semuanya perihal Bidikmisi. Ketika mulai masuk jadwal pendaftaran penerimaan mahasiswa baru baik itu negeri maupun swasta saya coba menggali informasi sebanyak-banyaknya. Pada waktu yang bersamaan, bagian BKK atau Bursa Kerja Khusus di SMK mulai membuka bursa lowongan pekerjaan dari berbaga perusahaan.Saya pun coba ikut mendaftar, dibenak saya, ketika saya gagal untuk lolos ke perguruan tinggi, saya dapat bekerja terlebih dahulu.
Namun apa yang Saya rencanakan itu di luar ekspektasi, saya harus menelan pil pahit, saya gagal lolos disemua jalur seleksi masuk perguruan tinggi negeri, yaitu SNMPTN. PMDK-PN, SBMPTN, dan UM UNNES, selain itu dengan ke-egoisan saya saat itu, saya menyia-nyiakan kesempatan untuk mengikuti tahap Medichal check up disalah satu perusahaan pertambangan terkemuka di Indonesia. Seandainya ketika itu Saya ikut tes medichal check up, mungkin akan lain ceritanya. Jujur sebenarnya Saya sendiri sebenere tidak terlalu pinter-pinter banget, mungkin bisa dibilang terlalu nekad untuk ikut seleksi masuk perguruan tinggi negeri.
Dari kegagalan itu Aku benar-benar merasa berada di titik terpuruk didalam hidup ini, apa yang menjadi tujuanku tidak ada yang tercapai, Aku merasa menjadi orang yang tidak berguna, merasa bersalah dan malu pada orangtua karena telah mengecewakan mereka.
Kegagalan tersebut menjadi pengalaman dan pembelajaran berharga dalam hidupku,
Tidak mau terus-menerus larut dalam keterpurukan, dalam diri Saya ada energi diri yang mengatakan kamu harus bangkit, kamu masih bisa untuk memperbaiki semuanya, Allah masih memberimu kesempatan, Yakinlah kamu pasti bisa, Allah senantiasa bersamumu, bangkit dan berjuanglah”. Saya memutuskan untuk gapyear atau berhenti selama setahun dan bertekad untuk berjuang kembali mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri lagi, Saya ngotot untuk memilih PTN karena biaya pendidikan yang lebih terjangkau dan banyaknya beasiswa yang tersedia dan tentu berharap mendapatkan kualitas pendidikan yang lebih baik.
Selama masa gapyear, saya mecoba
bekerja apa saja yang penting halal dan berharap tidak merepotkan kedua
orantua, agar nanti bisa menabung. Saya mulai dari menjadi tukang ojek
panggilan dan antar-jemput anak sekolah, jadi kuli bangunan, jadi waktu itu
seorang tetangga Saya sedang mnyelesaikan proyek pemasangan kramik lantai di
mushola dusun, karena seorang pekerja yang satunya sedang sakit, jadi saya diajak untuk
membantunya, sempat bingung juga sebenarnya diterima atau ditolak, karena Saya
belum pernah kerja bangunan, setelah minta saran orangtua, akhirnya Saya terima
tawaran itu, Saya percaya pasti bisa menyelesaikan perjaan ini, tentu dengan
belajar, mulai ngangkut pasir, nyaring pasir, hingga buat “jenangan” atau
adonan semen Saya lakukan, panas dan rasa cape tak terhiraukan karena Saya
merasa menikmati pekerjaan ini. Saya bekerja kurang lebih hampir satu minggu,
ternyata lumayan juga peghasilannya.
Pada saat Pemilu 2019, Saya disuruh menjadi petugas KPPS tanpa pikir panjang saya langsung iyakan saja. Mungkin sempat tranding berita dimana banyak petugas KPPS yang meninggal dunia, ngeri juga ya, tapi Alhamdulillah Saya masih diberi kesehatan dan kelancaran dalm mengemban tugas ini, memang si Saya merasakan sendiri dimana para petugas KPPS baru bisa menyelesaikan pekerjaan mulia ini mulai dari pencoblosan, penghitungan, dan pemberkasan yang memakan banyak waktu, bahkan di TPS tempat saya bekerja baru selesai jam 3 dinihari, bener-benar lelah dan ngantuk banget, huftt tapi*lumayan juga fee nya hehe*.
Aku termotivasi harus bisa lolos SBMPTN kali ini, Saya harus bisa dan pasti bisa, Buku-buku materi Saya baca dan pahami se paham-pahamnya, latihan soal tahun-tahun sebelumnya baik dari buku paket maupun soal-soal yang Aku unduh dari internet. Selain ikhtiar dengan belajar, Aku juga berusaha memperbanyak ibadah dan doa pada yang maha Kuasa Allah swt. Minta restu pada kedua orangtua. Memohon agar di mudahkan dalam mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan berkah. *
Singkat cerita, Saya lolos di tiga jalur seleksi sekaligus, UMPN di Politeknik Negeri Semarang (Polines) prodi D3 Teknik Mesin, UM-PTKIN di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta prodi S1 Penegembangan Masyarakat Islam, kemudian SBMPTN Saya lolos pilihan pertama di Universitas Negeri Semarang (UNNES) prodi S1 Ekonomi Pembangunan, oh ya di SBMPTN ini Saya memilih UNNES dan Universitas Jendral Soedirman Purwokerto di pilihan kedua dengan prodi S1 Sosiologi.
Walaupun sudah lolos di UNNES dan di dua PTN lainnya, ambisi saya untuk menjadi Gamada tak terbendung. Seperti yang sudah Saya ceritakan di atas, Saya tetap mendaftar di UTUL UGM pada gelombang pertama, entah kenapa setelah diterima di tiga PTN sekaligus kepercayaan Saya meningkat istilahe alam hati Saya tu yakin pasti bisa lolos UTUL UGM. Berbekal nilai UTBK yang lumayanlah, Saya yakin bisa bantu penilaian di UTUL nanti. Oh ya FYI,semenjak diadakannya UTBK pada 2019, di UTUL UGM ini ada persyaratan untuk melampirkan nilai UTBK saat pendaftran.
Tepat tanggal 14 Juli 2019 ujian dilksanakan bertempat di SMKN 2 Depok Sleman. H-1 sebelum ujian Saya sempat menginap di kost sahabat Saya di Magelang, kebetulan Dia kuliah Universitas Tidar, barulah paginya sekitar jam enam pagi dengan ditemani sahabat Saya itu, kita berangkat ke Yogyakarta, karena saat itu Saya belum paham jalanan ke Yogya, kami tiba di Yogyakarta sekitar pukul setengah delapan. Karena ujian dimulai pukul sembilan, Saya mencari Masjid atau mushola di sekolah tersebut untuk melaksanakan sholat dhuha dan berdzikir memanjatkan doa, agar nanti saat uijian diberi kemudahan dan kelancaran oleh Allah SWT. Inilah momen yang paling penting, jangan samapai kita melupakan Allah SWT. didalam segala urusan dunia kita, Dialah yang maha Agung, Yang Maha Kuasa atas segala-galanya, hanya kepada-Nyalah kita berserah diri.
Tepat pukul sembilan semua peserta masuk keruang ujian.
*deg-degan, bayangin soalnya kaya apa*. Duduk manis sedikit tengok kanan kiri, dan rileks *hihihi*. Soal yang pertama Saya hadapi adalah TKDU atau Tes Kemampuan Dasar Umum, ya kaya soal-soal logika antonim sinonimlah, semua soal Saya kerjakan, di soal TKDU ini tidak ada pengurangan nilai apabila jawaban salah,
Setelah menunggu satu minggu, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang, yap pengumuman, yang bikin deg-degan itu waktu pengumuman yang sempat mundur, agak kesel dan deg-degan tidak karuan*hehehe*. dannn ………
Antara tidak percaya, kaget, dan senang tidak karuan pertama membuka dan melihat pengumuman ini, Sontak langsung Saya memberitahu pengumuman ini pada Ibu yang sedang tidur dengan berlari menuju kamarnya, sempat
Namun ini bukanlah akhir dari segalanya, tetapi ini adalah titik awal buat Saya memulai lembaran baru kehidupan, bagaimana kemudian Saya harus bisa survive dan menyelesaikan tanggung jawab ini dengan sungguh-sungguh, bukan sekedar gelar akademik yang dikejar tetapi bagaimana berproses menjadi lebih baik, dan tentu ilmu yang berguna dan bermanfaat bagi lingkungan dan orang lain sekaligus membawa keberkahan dalam hidup. Empat tahun atau delapan semester merupakan waktu yang singkat yang harus dihiasi dengan sebuah cerita dan pemaknaan didalam perjalanannya. Bismillah
Demikian sepenggal cerita pengalaman yang bisa saya tuliskan, semoga bisa bermanfaat dan Saya berharap bisa memotivasi adek-adek SMA/Sederajat yang ingin melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri khususnya di Universitas Gadjah Mada.
Yang ingin saya tekankan disini adalah bahwa :
Jangan pernah jadikan latar belakang keluarga dan keterbatasan ekonomi menjadi penghalang teman-teman untuk melanjutkan kuliah, ada banyak jalan menuju sebuah impian, Semangat, percaya diri, pantang menyerah, YAKIN, dan tekun. Dan tentu berserah diri pada yang maha kuasa, Allah SWT. Mintalah restu kepada Kedua orang tua, Sekian.
Maaf yak apabila tulisannya masih kurang enak di baca dan amburadul-masih dalam fase belajar menulis, hehehe
Terimakasih
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar